Rahim Pengganti

132 "Surprise Untuk Bian"



132 "Surprise Untuk Bian"

0Bab 132     
0

Surprise Untuk Bian     

Bahagia, tentu itulah yang saat ini di rasa kan oleh keluarga kecil Bian, satu persatu masalah yang mereka hadapi sudah terselesaikan semuanya. Tiga orang terdakwa yang menjadi otak kriminalitas itu sudah dijatuhi hukuman dan hal itu membuat Bian bisa bernafas dengan lega. Meskipun masih ada satu orang lagi yang harus diminta keadilan.     

Setelah kepulangan dari puncak dalm rangka menghadiri pesta ulang tahun Papa Elang membuat, Bian dan Carisa berencana untuk mengadakan liburan keluarga. Supaya mereka bisa melupakan hal hal yang sempat menyita hati dan waktu mereka. Apa lagi sejak kejadian, Carissa ditembak hal itu membuat trauma tersendiri untuk Bian. Pria itu bersikap sangat sangat overprotektif terhadap banyak hal dan berimbas, Carissa tidak bisa pergi kemana pun dirinya mau.     

Bahkan untuk mengunjungi Siska di cafe nya saja Bian menolak dan melarang hal itu. Mau bagaimana lagi, akhir nya Carissa menerima hal tersebut asalkan Bian tidak terlalu sibuk dan bisa mengajaknya pergi bersama dengan anak anak mereka.     

"Yayayah," oceh Ryu. Anak itu sudah terbangun dari tidurnya, namun saat ini sibuk membangunkan Bian dengan memukul wajah ayahnya. Bian yang merasakan sakit, membuat pria itu membuka matanya. Senyum Ryu tercetak dengan sangat jelas, membuat Bian yang ingin marah tidak jadi karena melihat senyum di bibir anaknya.     

"Kenapa sayang. Ayo bobo lagi," ucap Bian. Pria itu melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya, masih menunjukkan pukul 04.00 pagi dan anaknya ini sudah terbangun dari tidurnya, dilihatnya sang istri yang masih terlelap dengan sangat nyenyak. "Adek gak mau tidur lagi? Mau main sama ayah?" tanya Bian. Ryu memberikan senyuman terbaiknya, anak kecil itu merangkak ke arah Bian.     

Bian lalu membawa Ryu ke dalam gendongannya kedua ayah dan anak itu saling memeluk satu dengan lainnya.     

"Kita main di kamar Kakak aja ya," ucap Bian. Ryu menepuk tangannya, tanda dirinya setuju dengan hal itu. Keduanya pun masuk ke dalam sana, suasana kamar ini sepi karena Siska ingin tidur dengan Melody sehingga saat ini anak perempuan Bian dan Carissa tidak tidur di dalamnya. Tawa canda Ryu sangat begitu renyah, hingga membuat Bian sangat bahagia mendengar suara itu.     

Sayup sayup Carissa terbangun dari tidurnya wanita itu mencoba meraba samping tempat tidur nya tidak ada orang lalu ke arah kiri juga tidak ada. Hingga membuat Carissa membuka matanya dengan sangat cepat, wanita itu terdiam di tempat dengan nafas yang tersengal sengal, menatap ke arah kiri dan kanan tidak ada suami dan juga anak nya. Caca beranjak dari tempat tidur, mencari kedua orang itu namun, di dalam kamar tidak ada. Carissa melirik jam sudah pukul 06.00 pagi, dibukannya lah gorden kamar matahari pagi sudah mulai tinggi.     

"Kemana Mas Bian dan Ryu," ucap Carissa. Wanita itu berjalan menuju luar hingga menatap ke arah pintu kamar milik Melody yang terbuka. Langkah kaki Carissa masuk ke dalam sana, hingga tepat di depan pintu Carissa melihat bahwa suami dan anaknya itu ada di dalam sana senyum manis terbit di bibirnya.     

"Kenapa bisa mereka berdua di sini," ucap Carissa. Lalu merapikan selimut kedua laki laki yang begitu diri nya cintai itu, laki laki yang menjadi penyemangat hidup nya. Ryu memeluk Bian dengan erat, hal ini membuat Carissa tersenyum jika saja hal ini dilihat oleh Melody dapat di pastikan anak gadisnya itu akan cemburu karena bagi Melody ayah nya hanya boleh untuk diri nya seorang diri.     

***     

Suara tangis Ryu dan Melody yang bersahutan membuat Carissa hanya bisa geleng geleng kepala. Pagi hari seperti ini kedua anak nya itu sudah konser dan membuat Carissa hanya bisa mengelus dada nya. Carissa yakin, jika saat ini kedua anak nya itu sedang berebut dengan Bian.     

"Kenapa mbak udah konser pagi pagi seperti ini," ujar Siska. Wanita itu baru keluar dari dalam kamar nya, dan langsung menuju ke dapur saat melihat Carissa serta bunda Iren di sana. Carissa menoleh dan tersenyum ke arah adik ipar nya itu. "Biasa konser pagi pagi. Si kakak kan agak sensi sedikit akhir akhir ini, gak bisa lihat bapaknya gendong Ryu sebentar aja."     

"Biasa anak seumuran Melody, lagi cari cari perhatian."     

"Iya Bund. Maka nya aku diam aja, biarin mas Bian menenangkan karena hal Mas Bian yang bisa membuat kedua nya akur."     

"Eh denger deh Mbak udah gak ada lagi konser pagi nya." Ketiga wanita berbeda generasi itu saling tertawa satu dengan lain nya.     

Bunda Iren yang sedang mengupas kulit mangga juga ikut tertawa, begitu juga dengan Carissa. Suasana pagi yang begitu hangat membuat siapa saja yang melihat nya pasti akan merasa iri, karena mereka bertiga begitu kompak.     

"Dek. Tolong, ambilkan piring besar," pintah Carissa. Dengan cepat Siska mulai mengambilkan apa yang diminta oleh kakak ipar nya itu, Siska juga tak pernah bosan bertanya bahan dan bumbu apa saja yang di campurkan ke dalam masakan. Bahwa bunda Iren, juga ikut dalam obrolan tersebut.     

Semua makanan sudah siap di hidangkan di atas meja, suara seseorang turun dari lantai atas terdengar cukup jelas. Siska dan bunda Iren sudah duduk lebih dulu, Carissa yang masih berada di dapur menoleh. Terlihat saat ini Bian sedang menggendong kedua anak nya, Melody sudah mandi begitu juga dengan Ryu sungguh jika seperti ini Bian benar benar suami idaman setiap wanita.     

"Selamat pagi Bund," sapa Bian.     

"Pagi nak. Loh ini kenapa Kakak di gendong ayah, nanti ayah nya capek loh," ujar bunda Iren.     

"Adek di gendong kakak juga di gendong."     

Oke semuanya terdiam, jika Melody dalam mode galak seperti ini, akan sulit untuk semua nya membantu. Baiklah mereka sudah menahan tawa masing masing, melihat tingkah laku keduanya yang berhasil membuat geleng geleng kepala.     

Sarapan pagi ini berjalan seperti biasanya, tidak ada hal serius atau perbincangan yang aneh hanya pembahasan mengenai acara pernikahan Siska dan Elang serta tingkah lucu kedua bayi Carissa. Ryu yang akan berteriak saat melihat sang ayah menyuapi kakaknya begitu juga dengan Melody. Hal seperti ini, membuat semua orang di sana hanya tersenyum sungguh kedua nya sangat lucu dan menggemaskan.     

"Mbak, lusa mas Bian ulang tahun." Mendengar hal itu, membuat Carissa terdiam, wanita itu sampai lupa jika dirinya ingin memberikan kejutan untuk suaminya itu, ini semua karena penembakan saat itu, sehingga membuat Carissa harus berada di rumah sakit cukup lama.     

"Mbak Caca," panggil Siska. Ketika melihat Carissa yang hanya diam, tanpa berkomentar sedikit pun. Hal itu membuat Siska bingung, Carissa menoleh ke arah adik ipar nya itu, wanita itu lalu mencerita rencana demi rencana yang akan dirinya lakukan untuk memberikan kejutan kepada Bian. Siska dengan begitu semangat mendengar setiap kata demi kata yang dilontarkan oleh Carissa, bahkan wanita itu yang lebih semangat lagi dalam acara ini, terlihat dengan jelas dari raut wajah Siska yang bahagia dengan senyuman yang begitu mengembang.     

"Ya sudah mbak. Gimana kalau sekalian di villa Mas Bian yang ada di Selatan, sekalian kita liburan gitu, lelah gitu rasanya saat ini dengan aktivitas yang begitu banyak ini," ujar Siska. Carissa terdiam memikirkan usul dari adik ipar nya, itu Caca juga mempertimbangkan semua kemungkinan dan juga hal yang terjadi, hingga akhirnya anggukan kepala dilakukan oleh Caca dan hal itu membuat Siska langsung memeluk Kakak ipar nya.     

***     

Di dalam kamar mereka, Carissa langsung meminta izin kepada suami nya untuk mengajak kedua anak nya pergi ke salah satu villa Bian yang ada di bagian Selatan, mendengar ucapan yang di katakan oleh Carissa membuat Bian melotot tajam. Pria itu tidak suka dengan apa yang baru saja dirinya dengar, apa lagi saat ini Bian sedang tidak bisa menemani istrinya. Banyak sekali pekerjaan kantor yang menyita hari nya, hari minggu seperti saat ini saja, Bian masih harus membuka laptop dan mengurus beberapa hal penting.     

"Nanti saja sayang, kamu tahu sendiri gimana kerjaan kantor yang lagi banyak banyak nya. Mas gak bisa kasih izin untuk kamu sendirian ke sana," ujar Bian.     

"Aku perginya gak sendirian kok mas, kan sama bunda dan juga Siska. Kita cuma pengen ngajak Ryu dan Melody jalan jalan. Kamu masa tega sih Mas," jawab Carissa dengan raut wajah yang begitu sedih, sungguh rasanya Bian ingin mengumpat di saat seperti ini mana mungkin dirinya bisa menolak permintaan sang istri. Astaga, bisakah Bian membelah diri supaya bisa membagi setiap pekerjaan dan bisa pergi bersama dengan keluarga nya namun, nyata nya tidak Bian hanya manusia biasa yang harus melakukan tanggung jawabnya, kepada seluruh rekan kerjanya.     

"Terserah mau kamu izinkan, atau gak aku gak peduli Mas. Aku udah terlanjur janji sama Melody, dan kamu tahu kan gimana anak kamu itu Mas." Setelah mengatakan hal itu, Carissa langsung masuk ke dalam kamar mandi, Bian hanya menatap punggung istrinya yang sudah masuk ke dalam sana, helaan nafas berat terdengar sangat jelas. Jika sudah seperti ini, diri nya harus mengalah dan membiarkan sang istri untuk pergi.     

"Udah lah ngalah aja Bian. Lo gak bakalan bisa menang dari istri lo sendiri, mau entar lo cuma bisa meluk guling." Bian di buat bingung dengan keputusan apa yang harus diri nya ambil. "Oke, lebih baik mengalah."     

Bian kembali fokus dengan laptopnya tak lama Carissa keluar dari dalam kamar mandi, wanita itu langsung duduk di depan meja riasnya sambil sesekali melirik pergerakan sang suami di atas tempat tidur, terlihat bahwa Bian benar benar sedang sibuk. Apalagi saat ini, perusahaan milik Tante Elsa dipindahkan atas nama Bian, karena sejak hamil Tante nya itu sudah tidak diizinkan untuk bekerja.     

Om Arga sendiri yang memberikan perusahaan istrinya itu Bian. Karena dirinya tahu, hanya Bian yang pantas mengurus semua nya, dan Tante Elsa juga setuju dengan hal itu.     

Setelah selesai dengan rutinitas nya, Carissa kembali menuju tempat tidur. Namun, kali ini berbeda wanita itu segera mengambil posisi dengan memunggungi suaminya. Awalnya Bian biasa saja, karena pria itu masih fokus dengan urusan kantor namun, saat pandangan mata Bian menoleh ke arah istrinya dan melihat hal itu sontak saja membuat pria itu segera menutup laptopnya.     

"Sayang … astaga kenapa kamu kek gini, sini kok ngadep Mas. Masa kamu tega biarin Mas lihat punggung kamu," ucap Bian dengan nada sedikit tidak terima, sedangkan Carissa menahan tawanya karena rencananya berhasil membuat Bian kesal.     

Bian berusaha untuk membujuk istrinya itu namun, sangat sulit Carissa masih dengan pendiriannya hingga, Bian membawa istrinya ke dalam dekapannya kedua mata mereka berdua saling bertemu hingga akhirnya Bian menarik nafas nya panjang.     

"Besok pergi sama Elang. Mas nanti telpon dia untuk antar kalian. Jangan membantah, setelah urusan perusahaan selesai Mas akan menyusul kalian. Kita liburan bersama," ucap Bian.     

Mendengar hal itu membuat, Carissa tersenyum ke arah suaminya itu wanita itu segera memeluk Bian dan mengucapkan terima kasih, misi pertama sukses maka akan ada misi misi selanjutnya, dan sebuah kejutan spektakuler akan terjadi.     

Keesokkan harinya, Elang sudah berada di rumah Bian laki laki itu terlihat sedikit kesal saat datang ke rumah sahabatnya itu karena rencananya saat ini dirinya akan beristirahat namun, Bian dengan seenaknya meminta dirinya untuk datang ke rumahnya.     

"Gak usah cemberut. Lo cuma gue minta buat antar mereka, awas aja kalau lo gak jagain mereka," ucap Bian.     

"Gue gak cemberut kali. Harusnya lo ngomong sama gue kalau mau antar my love love," ujar Elang.     

Siska rasanya saat ini, ingin melempar calon suaminya itu. Rasanya sangat malu, melihat sikap Elang yang tiba tiba alay seperti anak saat ini namun, Siska masih menahan nya dan akan membuat perhitungan saat ada di dalam mobil nanti.     

"Kita berangkat ya Mas," pamit Carissa. Ada perasaan tidak rela namun, Bian tidak mampu membuat sang istri kecewa hingga dirinya harus sabar dengan apa yang terjadi.     

Saat mobil sudah berjalan sedikit jauh, Siska yang duduk di depan langsung memberikan sebuah pukulan kepada Elang dan hal itu membuat Elang kaget.     

"Apaan sih yang," gerutu pria itu. Pukulan yang dirinya rasanya sangat sakit karena Siska melakukannya tepat di tulang. Membuat Elang mengadu kesakitan.     

"Uncle Elang kenapa?" tanya Melody dengan polosnya.     

"Uncle si pukul sama Onty Melody. Sakit kali loh, pukulannya," jawab Elang dengan penuh drama. Mendengar hal itu membuat Siska semakin gregetan dengannya.     

"Onty pukul Uncle kenapa? Uncle nakal ya?" tanya Melody.     

"Iya sayang. Uncle nakal, udah besar tapi seperti anak kecil," jawab Siska.     

"Uncle … kata ayah gak boleh nakal. Nanti kalau uncle nakal, gak boleh temenan sama kakak. Kakak gak suka soalnya," ucap Melody. Gadis kecil itu terus menerus memberikan nasihat kepada Elang, Melody mencoba mempraktekkan apa yang sering dilakukan oleh kedua orang tua nya jika dirinya membuat kesalahan. Carissa dan Bunda Iren sudah menahan ketawa nya sejak tadi saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Melody.     

***     

"Waduh … gak mau aku, gila aja kalau Bian tahu bisa batal pernikahan kita Siska. Enak aja, gak gak gak. Dia itu seram banget seriusan, melebihi seorang ibu tiri," ucap Elang.     

"Mas ini cuma sebentar kok, udah kamu gak usah khawatir nanti kita yang tanggung semuanya," jawab Siska.     

"Bodoh amat, gue gak mau. Kalian yang berencana tapi nanti gue yang kena nya sama Bian," tolak Elang lagu. Siska dan Carissa saling menoleh satu dengan lainnya. Bagaimana mungkin rencana mereka gagal kalau Elang tidak mau melakukan hal itu.     

"Ayo lah Mas," bujuk Carissa.     

"Sorry Ca. Gue masih sayang sama nyawa. Lo tahu gimana Bian, aduh gue gak bisa membayangkan hal itu bisa bisa tanduk suami Lo itu muncul astaga ca, ada usul lain gak sih."     

Carissa sudah sangat pasrah, wanita itu sudah tidak bisa lagi berharap lebih. Hanya bisa diam dan diam saja, rencana yang sudah diatur semuanya berantakan.     

"Gini aja deh. Kita lakukan semuanya, hanya saja jangan gue. Kita libatkan semua orang, jadi gue di sini tetap nah sih Jodi dan Andrian aja yang bawa Bian ke sini, biar ada sedikit drama gitu. Kalau gue kehilangan nyawa yang penting gak sendirian masih ada Andrian dan Jodi yang jadi korbannya."     

Sungguh saat ini Siska dan Carissa terdiam yang ucapan yang dilontarkan oleh Elang. Pria itu mengusulkan semua, rencana yang benar benar tidak mau rugi.     

Tapi apa yang sudah di ucapkan oleh Elang memang benar adanya, mereka mulai menyusun beberapa rencana lainnya gak lupa Elang menelpon Jodi dan juga Andrian. Kedua pria itu tidak menolak seperti apa yang dilakukan oleh Elang, keduanya malahan lebih semangat. Hal itu membuat Siska mulai meragukan kesiapan Elang, dan membuat pria itu tidak suka.     

Siang harinya, ponsel Elang sengaja tidak diaktifkan semua dirinya lakukan demi melancarkan aksi mereka. Bukan hanya Elang namun, juga Carissa bahkan ponsel milik bunda Iren juga. Mereka berkomunikasi melalui ponsel kedua Elang yang biasa di gunakan untuk urusan bisnis melalui Jodi dan Andrian. Keduanya juga melaporkan bahwa saat ini Bian terlihat tidak kondusif pria itu selalu marah marah membuat mereka menjadi tumbal kemarahannya.     

"Lo mau kemana Bi?"     

"Gue harus ke villa sekarang. Masa dari pagi Elang mengantar mereka, sampai sore gini gak ada kabar gue khawatir. Mana sih kutu itu gak bisa dihubungi," ucap Bian menahan kesal yang sudah sampai di puncak kepalanya.     

"Santai woi. Santai, Lo tenang aja mungkin di sana gak ada sinyal." Andrian tertawa di dalam hati, pasalnya saat ini pria itu sedang mengirimkan pesan kepada Elang mengenai kondisi Bian sekarang, dan dari mana muncul bisa tidak ada sinyal jika mereka saja terus bertukar kabar.     

Bian tidak mendengarkan ucapan dari Andrian pria itu lalu pergi meninggalkan kedua rekannya yang sedang menahan tawa sejak tadi.     

"Buruan kejar dia gila bisa bahaya ini kalau Bian sampai ke sana lebih dulu," ucap Jodi panik.     

"Santai woi santai ayo buruan kita susul dia," jawab Andrian.     

Mereka berdua lalu menyusul Bian pergi menuju parkiran sesampainya disana. Keduanya lalu menemui Biyan yang akan masuk ke dalam mobil, melihat hal itu membuat Bian menoleh ke arah mereka berdua dan berkata "Mau kemana kalian berdua ngapain ngikutin gue udah sana pergi males gue sama kalian dari tadi bikin gue emosi aja. Gue mau nyusulin Carissa sekarang perasaan gue nggak enak gue takut ada apa-apa sama anak dan istri gue."     

Mukanya pergi keduanya malahan masuk ke dalam mobil melihat hal itu membuat Dian terkejut pria itu hanya bisa menghela nafasnya berat daripada ribut dengan keduanya Bian pun mengalah dan masuk ke dalam mobil. Mobil tersebut dikendarai oleh Adrian dengan kecepatan sedang melihat hal itu membuat Bian kesal karena dirinya ingin cepat sampai ke villa tersebut namun, karena sikap yang dilakukan oleh Adrian ini benar-benar membuat Biyan sangat marah.     

"Lo bisa nggak sih bawa mobil cepetan dikit gue ini pengen sampai kesana cepet buka lambat seperti keong."     

"Pelan-pelan aja kali lho kayak nggak ketemu istri sebulan aja baru beberapa jam senang pelan-pelan asal selamat lo enak udah nikah lah gue belum nikah kalau ada apa-apa gimana dong udah sabar sabar kita pasti bakalan sampai kok."     

Mendengar jawaban dari Andrian semakin membuat Bian marah laki-laki itu tidak suka bercanda seperti ini saat ini namun, Jodi langsung menengahi keduanya pria itu memberikan arahan kepada biar supaya bisa lebih tenang untunglah Bian masih bisa mendengar ucapan yang dilakukan oleh Jodi.     

jarak yang ditempuh oleh mereka yang harusnya memakan waktu hanya 1 jam saat ini mereka harus menempuh sekitar 3 jam karena macet yang begitu parah apalagi dengan sikap Adrian yang sejak tadi membuat Bian menahan emosinya asistennya itu membawa mobil dengan sangat pelan rasanya Bian ingin melempar Andrian dari mobil ini keluar karena sudah kesal dengan sikap laki-laki itu yang membuat dirinya kesal.     

Pukul jam 12 malam mobil yang dikendarai oleh Andrian sampai di sebuah villa tempat dimana istri dan anak-anaknya berencana berlibur. Sesampainya di sana keadaan villa sangat gelap seolah tidak ada penghuninya hal itu semakin membuat Bian takut trauma pada masa lalu yang mengakibatkan Carissa harus dirawat di rumah sakit terlintas di kepala Bian pria itu tidak mau kehilangan istri dan anaknya kedua kali Bian berlari masuk kedalam rumah suasana begitu gelap.     

Bian berteriak memanggil nama Carissa dan kedua anaknya tapi tidak ada satu suara pun yang menyahuti nya hal itu semakin membuat Bian khawatir sampai laki-laki itu mencari handphonenya yang ternyata tidak ada di dalam saku bajunya.     

"Carissa sayang kalian di mana tolong jangan buat Mas khawatir Melody kalian di mana Riu astaga kalian semua kemana," ucap Bian panik.     

Pintu rumah tersebut tiba-tiba ditutup dari luar hal itu semakin membuat Bian takut cemas dan khawatir dengan keadaan istri serta anak-anaknya hingga sebuah cahaya membuat Bian menatap ke arah depan lalu seorang wanita yang dia kenal ada di depannya.     

"Kejutan selamat ulang tahun Mas."     

Setelah mendengar ucapan tersebut semua lampu yang ada di dalam ruangan tersebut menyala bukan hanya itu saja biar juga kaget dengan kehadiran beberapa orang yang sudah ada di dalam rumah tersebut bahkan om dan tante nya juga datang.     

Satu demi satu orang yang ada di sana mengucapkan selamat kepada Bian sedangkan yang ulang tahun hanya terdiam sesaat pria itu masih syok dengan apa yang terjadi apalagi dengan keadaan yang begitu diluar nalar dirinya begitu khawatir dengan kondisi istrinya saat ini dan ternyata istri serta anaknya baik-baik saja ada perasaan lega di dalam hati Bian namun Bian juga kesal dengan tingkah istrinya yang seperti ini.     

"Ditiup dulu Mas lilinnya jangan lupa berdoa ya," ucap Carissa dengan tulus.     

Setelah itu mereka semua berkumpul di sofa ruang tengah Bian menatap Elang, Jodi dan Adrian dengan tatapan yang begitu kesal namun ketiga sahabatnya itu hanya membalas dengan senyuman Karisa yang ada di samping Dian memberikan pengertian bahwa semua ini adalah idenya dan nyatanya kejutan singkat yang diberikan oleh Carissa berhasil, semuanya ngobrol di sana beberapa menit, lalu kembali masuk ke dalam kamar mereka karena hari sudah malam.     

###     

Halo semuanya selamat membaca ya dan terima kasih untuk semua yang sudah mengikuti kisah ini Sampai detik ini sehat selalu untuk kalian semua bye bye love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.